Turyapada Tower sebagai menara ikonik Destinasi Wisata Kelas Dunia Kalahkan Menara Eiffel dan Tower di Dunia

Singaraja (Kutatv.com)- Setelah meninjau Shortcut Titik 7 D E dan Titik 8 di Singaraja, pada Sabtu, 27 September 2025, Gubernur Bali Wayan Koster langsung melanjutkan agenda pentingnya dengan meninjau Turyapada Tower sebagai menara ikonik yang tengah dibangun di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng.

Gubernur jebolan ITB Bandung ini menegaskan bahwa Turyapada Tower akan menjadi destinasi wisata kelas dunia pertama di Indonesia. “Jadi, kawasan destinasi pariwisata baru untuk Kabupaten Buleleng, dan satu-satunya di Indonesia yang berkelas dunia,” ucapnya.
Gubernur Bali yang dikenal visoner menyebut Turyapada Tower dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menyaingi menara-menara ikonik dunia, termasuk Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower. “Enggak kalah sama Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower,” tegas Gubernur Koster.
Menara setinggi 1.636 meter di atas permukaan laut ini dibangun tidak hanya sebagai pemancar siaran TV digital dan layanan telekomunikasi, tetapi juga sebagai pusat wisata dengan pengalaman unik di pegunungan Bali. Turyapada Tower terdiri dari 10 lantai, masing-masing menawarkan fasilitas berbeda: lantai 1 ruang dapur dan pertemuan, lantai 2 ballroom, lantai 3 transmitter layanan TV dan seluler, lantai 4 kafetaria dan ruang tunggu, lantai 5 wahana jembatan kaca, lantai 6 restoran, lantai 7 anjung pandang, lantai 8 restoran putar, lantai 9 skywalk, dan lantai 10 planetarium.
Menariknya, Turyapada Tower akan dilengkapi atraksi tambahan seperti gondola dan glamping, yang menjadikannya destinasi wisata baru sekaligus menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Koster menegaskan harga tiket tetap terjangkau. 
“Ada tiket masuk kawasan, kalau ke atas tambah lagi. Untuk warga lokal, apalagi Buleleng, khusus harganya,” jelasnya.
Untuk pengelolaan kawasan, Gubernur Koster menekankan bahwa pengelolaan Turyapada Tower harus dilakukan secara profesional. Meskipun ada UPT dari Dinas Kominfo, pihak tersebut tidak cukup kompeten untuk mengelolanya, sehingga dibutuhkan manajemen profesional yang berpengalaman, seperti pengelola Dunia Fantasi Ancol.
“Ini harus dikelola secara profesional. Ini ada UPT-nya Dinas Kominfo. Tapi Kominfo enggak bisa ngelola ini, jadi harus orang profesional, seperti yang ngelola Dunia Fantasi Ancol,” ungkapnya. 
Lebih jauh Gubernur Koster menyebut pihak ketiga akan diseleksi untuk memastikan pengelolaan optimal, yang juga akan meningkatkan pendapatan Kabupaten Buleleng melalui pajak hotel, restoran, dan sektor terkait. 
“Ini efeknya tidak hanya Buleleng, Tabanan juga akan merasakan manfaatnya,” terangnya.
Turyapada Tower tidak hanya menjadi ikon wisata, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru di Bali Utara. Dengan konsep green building yang harmonis dengan alam dan budaya Bali, pengunjung bisa menikmati panorama Danau Beratan, Tamblingan, Buyan, serta hutan dan bukit sekitarnya. Koster menekankan pentingnya penataan kawasan sebelum menara resmi dibuka. 
Saya kira Buleleng, khususnya di Kecamatan Sukasada dan sekitarnya, itu akan berkembang. Jadi, mulai dari sekarang, sebelum terlambat, kawasan ini harus ditata agar rapi,” jelas Gubernur Koster seraya menyebut dengan lokasinya yang strategis dan fasilitas lengkap, Turyapada Tower diprediksi tidak hanya menjadi magnet wisata, tetapi juga simbol kemajuan pariwisata Bali yang berkelas dunia, siap bersaing dengan menara-menara terkenal dunia.(ktv)

Berita Terkait

Bupati Badung Wayan Adi Arnawa Hadiri ...
ANTREAN LPG 3 Kg MEMBLUDAK DI SBPU ...
RAT KE 8 KOPERASI KONSUMEN MANDARA SEDANA ...
KELANGKAAN LPG 3Kg , DiskopUKMP Badung gelar ...