Foto : I Nyoman Satrya – Komisi III Anggota DPRD Kabupaten Badung.
Mangupura ( Kutatv.com )- Fluktuasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang diterima oleh Kabupaten Badung per 30 September 2025 baru mencapai 5,8 Triliun rupiah, sehingga target Kabupaten Badung untuk meraih PAD 10 Triliun kemungkinan besar meleset. Hal ini disampaikan oleh komisi 3 , I Nyoman Satria (23/ 10/ 2025) di ruang rapat Gosana II Gedung DPRD Badung, Pusat Pemerintahan Badung.
Jika sampai meleset, Setda Badung sebagai Ketua Tim Optimalisasi Pajak Daerah, bersama dengan perangkat daerah harus mengencangkan ikat pinggang.
“Obsesi kita terlalu tinggi, melihat perkembangan naiknya signifikan signifikan. Mekeplug mekeplug,, naiknya melompat lompat ini mungkin menjadi dasar, tapi kalau boleh saran saya rancangan/ susunan anggaran pembangunan RAPBN 2026 ini berkaca dari 2025 per 30 September 5,8 Triliun Rupiah. Dimana Oktober , November dan Desember 2025 diperkirakan ada tambahan 1,5 – 2 triliun rupiah. Artinya 3 bulan kedepan sekitar 7,5 Triliun. Harusnya menyusun APBD Badung dari Apple to Aple , untuk menyusun APBD induk 2026 harusnya ini menjadi acuan. Nantinya 2026 akan ada APBD perubahan. Jika di perubahan 2025 ini sekitar 7,5 Triliun, nantinya di 2026 kita pasang 7,5 Triliun. Jika tidak Aple to Aple ketinggian. Jadi program belanjanya di masing masing perangkat daerah ya, harus kita koreksi. Jangan sampai sudah terpasang di APBD 2025, tidak bisa belanja. Kami akan memberikan saran kepada eksekutif untuk mati kita duduk bersama dan kita diskusikan kembali.
Baiknya berapa sih realistis APBD Badung 2026. Sehingga dari desa dan perangkat daerahpun dengan nyaman berbelanja. Nanti ketika sudah berbelanja misalnya dan lelang , tapi dari pendapatannya tidak ada. Ini juga akan menjadi faktor kebingungan dari perangkat daerah itu sendiri. Kami dari DPRD Badung menyarankan saja agar penyusunan APBD Badung 2026 dilakukan secara realistis aja ” kata I Nyoman Satria.
(Jul/Ktv)


